Berawal dari petani-petani madura jaman dulu yang terbiasa menggunakan caping sebagai topi mereka kala bertani untuk melindungi kepala mereka dari sengatan matahari alam madura yang sangat panas. Biasanya mereka membawa bekal untuk dimakan di tengah sawah atau ladang mereka. Salah satu yang biasa mereka bawa adalah krupuk tangguk ini. Krupuk ini yang nantinya akan dimakan sebagai pelengkap makan siang petani-petani jaman dahulu. Sering berjalannya waktu, krupuk tangguk ini beralih fungsi sebagai pelindung kepala petani saat berangkat ke sawah atau ladang menggantikan fungsi caping. Dalam bahasa madura, “caping” (bahasa Indonesia) berarti “Tangguk” (bahasa madura). Maka dari itu, krupuk jumbo ini dinamakan Krupuk Tangguk.
Ukuran krupuk Tangguk paling kecil sebesar dampar atau 60 cm x 40 cm. Itu pun sebelum digoreng, jika sudah digoreng ukurannya bisa sebesar meja makan.
Cara pembuatan kerupuk tangguk tidak sulit. Bahan yang menjadi campurannya juga mudah. Antara lain, tepung ketela pohon dicampur garam dan rempah-rempah atau bumbu. sejumlah adonan dicampur air, kemudian dimasak sambil diaduk hingga rata. Ketika sudah matang dan kental, baru diangkat kemudian dibuat hamparan tipis 20x30 cm. Lembaran itu selanjutnya dijemur hingga kering. Lalu digoreng. Wajan yang digunakan juga sangat besar. Diameternya lebih 1,5 meter yang di bawahnya dipanasi tungku besar dengan kayu bakar.
Sumber :
- http://archive.kaskus.us/thread/2550762
- http://ambarwati-bidan-pmk.blogspot.com/2010_10_01_archive.html
3 komentar:
krupuk tangguk madura mantap ..
Hehehe.. tinggal di tambah sambel petis..
Nyaman onggu
Posting Komentar